Kamis, 12 April 2012

Prinsip Dakwah Rasulullah SAW,

by Fajar Burnama

Dakwah adalah amanah yang sangat besar, yang tidak akan mampu dipikul kecuali oleh orang-orang yang mendapat taufik dan pertolongan dari Allah AWT. Sehingga, mereka menjadi manusia yang paling baik perkataan dan perbuatannya.[1]   
Seruan dakwah kepada agama Allah seyogianya dilakukan dengan metode dan cara-cara yang telah disyari’atkan dan diperbolehkan dalam agama, serta menggunakan ide-ide yang selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Sekarang ini, aktivitas dakwah sangat dimudahkan dengan adanya berbagai sarana modern serta instrumen-instrumen yang dapat digunakan. Hal ini tiada lain merupakan buah dari revolusi industri, sains, dan aktivitas pers yang terus berkembang di berbagai aspek publik. Semua sarana dan fasilitas ini telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para da’i dalam menyebarkan dakwah kepada masyarakat.[2]
 Berikut ini prinsip dakwah Nabi Muhammad saw,[3] yang juga menjadi faktor keberhasilan dakwah beliau SAW, :
1)        Mengetahui keadaan medan (mad’u), melalui penelitian, dan perenungan
2)        Melalui perencanaan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan serta pembangunan masyarakat
3)        Bertahap, diawali dengan cara diam-diam (marhalah sirriyah), kemudian cara terbuka (marhalah ‘alaniyyah). Diawali dari keluarga dan teman terdekat, kemudian masyarakat secara umum
4)        Melalui cara dan strategi hijrah, yakni menghindari situasi yang negatif untuk meraih situasi yang lebih positif
5)        Melalui syiar ajaran dan pranata Islam, antara lain melalui khutbah, adzan, iqamah, dan shalat berjamaah, ta’awun, zakat, dll
6)        Melalui musyawarah dan kerja sama, perjanjian dengan masyarakat sekitar, seperti dengan Bani Nadhir, Bani Quraidzah, dan Bani Quinuqa
7)        Melalui cara dan tindakan yang akomodatif, toleran, dan saling menghargai
8)        Melalui nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, dan pengertian
9) Menggunakan bahasa kaumnya (bilisani qaumihim), melalui kadar kemampuan pemikiran masyarakatnya (‘ala qadri uqulihim)
10)    Melalui surat, sebagaimana telah dikirimkan kepada penguasa-penguasa
11)    Melalui uswah hasanah dan syuhada ‘alannaas, dan melalui peringatan, dorongan dan motivasi (tarhib wa targhib)

Menurut Syaikh Al-Qardhawi, yang dikutip oleh Syaikh Akram Kassab dari kitab Tsaqah Ad-Daiyah, “Dakwah adalah mengajak keadaan Islam, mengikuti petunjuk-Nya, mengokohkan manhaj-Nya di muka bumi, beribadah kepada-Nya, memohon pertolongan dan taat hanya kepada-Nya, melepaskan diri dari semua ketaatan kepada selain-Nya, membenarkan apa yang dibenarkan oleh-Nya, menyalahkan apa yang disalahkan-Nya, menyuruh kepada yang makruf, mencegah yang mungkar, dan berjihad di jalan Allah, atau dengan kata lain yang lebih singkat, berdakwah kepada Islam secara khusus dan sepenuhnya, tanpa balasan dan imbalan”.[4]
Perhatikan Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 110 :

     Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”[5]


[1] Abdullah Ahmad al-‘Allaf, 1001 Cara Berdakwah, Sukses Berdakwah Kapan pun dan Dimana       pun, (Surakarta: Ziyad Visi Media, 2008), hlm. 6. 
[2]  Ibid., hlm. 10.
[3] Asep Muhyidin dan Agus Ahmad Syafe’i, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), hlm. 109-110.
[4] Syaikh Akram Kassab, Metode Dakwah Yusuf Al-Qardhawi, terj. Muhyidin Mas Ridha (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), hlm. 2.
 [5] Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 50.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar